History of Malaysia

1824 Mar 17

Perjanjian Inggris-Belanda tahun 1824

London, UK
Perjanjian Inggris-Belanda tahun 1824 merupakan perjanjian antara Britania Raya dan Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Maret 1824 untuk menyelesaikan sengketa dari Perjanjian Inggris-Belanda tahun 1814. Perjanjian tersebut bertujuan untuk mengatasi ketegangan yang timbul akibat berdirinya Inggris di Singapura. pada tahun 1819 dan klaim Belanda atas Kesultanan Johor.Negosiasi dimulai pada tahun 1820 dan pada awalnya berpusat pada isu-isu yang tidak kontroversial.Namun, pada tahun 1823, diskusi beralih ke arah penetapan wilayah pengaruh yang jelas di Asia Tenggara.Belanda, yang mengakui pertumbuhan Singapura, melakukan negosiasi pertukaran wilayah, dengan Inggris menyerahkan Bencoolen dan Belanda menyerahkan Malaka.Perjanjian tersebut diratifikasi oleh kedua negara pada tahun 1824.Ketentuan perjanjian tersebut bersifat komprehensif, memastikan hak perdagangan bagi subyek kedua negara di wilayah sepertiBritish India , Ceylon, dan Indonesia, Singapura, dan Malaysia modern.Perjanjian ini juga mencakup peraturan yang melarang pembajakan, ketentuan tentang tidak membuat perjanjian eksklusif dengan negara-negara bagian Timur, dan menetapkan pedoman untuk mendirikan kantor baru di Hindia Timur.Pertukaran wilayah tertentu dilakukan: Belanda menyerahkan pendiriannya di anak benua India dan kota serta benteng Malaka, sementara Inggris menyerahkan Benteng Marlborough di Bencoolen dan wilayah kekuasaannya di Sumatera.Kedua negara juga menarik penolakan terhadap pendudukan masing-masing pulau tertentu.Implikasi Perjanjian Inggris-Belanda tahun 1824 berdampak jangka panjang.Perjanjian ini membatasi dua wilayah: Malaya, di bawah kekuasaan Inggris, dan Hindia Belanda.Wilayah-wilayah ini kemudian berkembang menjadi Malaysia, Singapura, dan Indonesia modern.Perjanjian tersebut memainkan peran penting dalam membentuk perbatasan antara negara-negara tersebut.Selain itu, pengaruh kolonial menyebabkan perbedaan bahasa Melayu menjadi varian Malaysia dan Indonesia.Perjanjian ini juga menandai perubahan dalam kebijakan Inggris di wilayah tersebut, dengan menekankan perdagangan bebas dan pengaruh pedagang individu atas wilayah dan wilayah pengaruhnya, sehingga membuka jalan bagi kebangkitan Singapura sebagai pelabuhan bebas terkemuka.
Terakhir DiperbaruiSun Oct 15 2023

HistoryMaps Shop

Kunjungi Toko

Ada beberapa cara untuk membantu mendukung Proyek HistoryMaps.
Kunjungi Toko
Menyumbangkan
Mendukung

What's New

New Features

Timelines
Articles

Fixed/Updated

Herodotus
Today

New HistoryMaps

History of Afghanistan
History of Georgia
History of Azerbaijan
History of Albania