History of Israel

Krisis Suez
Tank dan kendaraan rusak, Perang Sinai, 1956. ©United States Army Heritage and Education Center
1956 Oct 29 - Nov 7

Krisis Suez

Suez Canal, Egypt
Krisis Suez, juga dikenal sebagai Perang Arab-Israel Kedua, terjadi pada akhir tahun 1956. Konflik ini melibatkan Israel, Inggris , dan Prancis yang menginvasiMesir dan Jalur Gaza.Tujuan utamanya adalah mendapatkan kembali kendali Barat atas Terusan Suez dan menyingkirkan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, yang telah menasionalisasi Perusahaan Terusan Suez.Israel bertujuan untuk membuka kembali Selat Tiran, [195] yang telah diblokade Mesir.Konflik meningkat, namun karena tekanan politik dari Amerika Serikat , Uni Soviet , dan PBB, negara-negara penyerang menarik diri.Penarikan diri ini menandai penghinaan yang signifikan bagi Inggris dan Prancis dan sebaliknya memperkuat posisi Nasser.[196]Pada tahun 1955 Mesir menyelesaikan kesepakatan senjata besar-besaran dengan Cekoslowakia, sehingga mengganggu keseimbangan kekuatan di Timur Tengah.Krisis ini dipicu oleh nasionalisasi Perusahaan Terusan Suez yang dilakukan Nasser pada tanggal 26 Juli 1956, sebuah perusahaan yang sebagian besar dimiliki oleh pemegang saham Inggris dan Prancis.Pada saat yang sama, Mesir memblokade Teluk Aqaba, sehingga mempengaruhi akses Israel ke Laut Merah.Sebagai tanggapan, Israel, Perancis, dan Inggris membentuk rencana rahasia di Sèvres, dengan Israel memulai tindakan militer terhadap Mesir untuk memberikan alasan kepada Inggris dan Perancis untuk merebut terusan tersebut.Rencana tersebut mencakup tuduhan Perancis setuju membangun pembangkit listrik tenaga nuklir untuk Israel.Israel menginvasi Jalur Gaza dan Sinai Mesir pada tanggal 29 Oktober, diikuti oleh ultimatum Inggris dan Prancis dan invasi berikutnya di sepanjang Terusan Suez.Pasukan Mesir, meski akhirnya dikalahkan, berhasil memblokir kanal tersebut dengan menenggelamkan kapal.Perencanaan invasi kemudian terungkap, menunjukkan kolusi antara Israel, Prancis, dan Inggris.Meskipun ada beberapa keberhasilan militer, terusan tersebut tidak dapat digunakan lagi, dan tekanan internasional, terutama dari AS, memaksa penarikan diri.Penentangan keras Presiden AS Eisenhower terhadap invasi tersebut termasuk ancaman terhadap sistem keuangan Inggris.Para sejarawan menyimpulkan bahwa krisis ini "menandakan berakhirnya peran Inggris sebagai salah satu kekuatan besar di dunia".[197]Terusan Suez tetap ditutup dari Oktober 1956 hingga Maret 1957. Israel mencapai tujuan tertentu, seperti mengamankan navigasi melalui Selat Tiran.Krisis ini membawa beberapa hasil yang signifikan: pembentukan Pasukan Penjaga Perdamaian UNEF oleh PBB, pengunduran diri Perdana Menteri Inggris Anthony Eden, Hadiah Nobel Perdamaian untuk Menteri Kanada Lester Pearson, dan kemungkinan mendorong tindakan Uni Soviet di Hongaria .[198]Nasser muncul sebagai pemenang politik, dan Israel menyadari kemampuan militernya untuk menaklukkan Sinai tanpa dukungan Inggris atau Perancis dan keterbatasan yang disebabkan oleh tekanan politik internasional terhadap operasi militernya.
Terakhir DiperbaruiFri Jan 05 2024

HistoryMaps Shop

Kunjungi Toko

Ada beberapa cara untuk membantu mendukung Proyek HistoryMaps.
Kunjungi Toko
Menyumbangkan
Mendukung

What's New

New Features

Timelines
Articles

Fixed/Updated

Herodotus
Today

New HistoryMaps

History of Afghanistan
History of Georgia
History of Azerbaijan
History of Albania