Aurangzeb, lahir sebagai Muhi al-Din Muhammad pada tahun 1618, adalah Kaisar Mughal keenam, yang memerintah dari tahun 1658 hingga kematiannya pada tahun 1707. Pemerintahannya secara signifikan memperluas Kekaisaran Mughal, menjadikannya yang terbesar dalam
sejarah India , dengan wilayah yang mencakup hampir seluruh anak benua.Aurangzeb dikenal karena kehebatan militernya, memegang berbagai posisi administratif dan militer sebelum naik takhta.Pada masa pemerintahannya, Kekaisaran Mughal melampaui
Qing Tiongkok sebagai kekuatan ekonomi dan manufaktur terbesar di dunia.Naiknya Aurangzeb ke tampuk kekuasaan terjadi setelah pertarungan memperebutkan suksesi melawan saudaranya Dara Shikoh, yang disukai ayah mereka, Shah Jahan.Setelah mengamankan takhta, Aurangzeb memenjarakan Shah Jahan dan mengeksekusi saingannya, termasuk Dara Shikoh.Dia adalah seorang Muslim yang taat, dikenal karena dukungannya terhadap arsitektur dan keilmuan Islam, dan karena menerapkan Fatawa 'Alamgiri sebagai kode hukum kekaisaran, yang melarang aktivitas yang dilarang dalam Islam.Kampanye militer Aurangzeb sangat luas dan ambisius, bertujuan untuk mengkonsolidasikan kekuasaan Mughal di seluruh benua India.Salah satu pencapaian militernya yang paling menonjol adalah penaklukan Kesultanan Dekkan.Mulai tahun 1685, Aurangzeb mengalihkan perhatiannya ke wilayah Deccan yang kaya dan letaknya strategis.Setelah serangkaian pengepungan dan pertempuran yang berkepanjangan, ia berhasil mencaplok Bijapur pada tahun 1686 dan Golconda pada tahun 1687, yang secara efektif membawa seluruh Deccan di bawah kendali Mughal.Penaklukan ini memperluas Kekaisaran Mughal hingga wilayah terluasnya dan menunjukkan tekad militer Aurangzeb.Namun kebijakan Aurangzeb terhadap mata pelajaran Hindu telah menjadi sumber kontroversi.Pada tahun 1679, ia menerapkan kembali pajak jizyah bagi non-Muslim, sebuah kebijakan yang telah dihapuskan oleh kakek buyutnya, Akbar.Tindakan ini, bersama dengan upayanya untuk menegakkan hukum Islam dan penghancuran beberapa kuil Hindu, disebut-sebut sebagai bukti intoleransi beragama yang dilakukan Aurangzeb.Kritikus berpendapat bahwa kebijakan ini mengasingkan warga Hindu dan berkontribusi pada kemunduran Kekaisaran Mughal.Namun, para pendukungnya mencatat bahwa Aurangzeb juga mendukung budaya Hindu dengan berbagai cara dan mempekerjakan lebih banyak umat Hindu dalam pemerintahannya dibandingkan pendahulunya.Pemerintahan Aurangzeb juga ditandai dengan berbagai pemberontakan dan konflik, yang mencerminkan tantangan dalam memerintah kerajaan yang luas dan beragam.Pemberontakan Maratha, yang dipimpin oleh Shivaji dan penerusnya, sangat menyusahkan Aurangzeb.Meskipun mengerahkan sebagian besar pasukan Mughal dan mendedikasikan lebih dari dua dekade untuk kampanye tersebut, Aurangzeb tidak dapat sepenuhnya menaklukkan Maratha.Taktik gerilya dan pengetahuan mendalam tentang wilayah setempat memungkinkan mereka untuk terus melawan otoritas Mughal, yang pada akhirnya mengarah pada pembentukan
Konfederasi Maratha yang kuat.Pada tahun-tahun terakhir masa pemerintahannya, Aurangzeb juga menghadapi tentangan dari berbagai kelompok lain, termasuk Sikh di bawah pimpinan Guru Tegh Bahadur dan Guru Gobind Singh, Pashtun, dan Jat.Konflik-konflik ini menguras perbendaharaan Mughal dan melemahkan kekuatan militer kesultanan.Upaya Aurangzeb untuk memaksakan ortodoksi Islam dan memperluas kerajaannya melalui penaklukan militer pada akhirnya menyebabkan kerusuhan yang meluas dan berkontribusi pada kerentanan kekaisaran setelah kematiannya.Kematian Aurangzeb pada tahun 1707 menandai berakhirnya era Kekaisaran Mughal.Pemerintahannya yang panjang ditandai dengan penaklukan militer yang signifikan, upaya penerapan hukum Islam, dan kontroversi mengenai perlakuannya terhadap warga non-Muslim.Perang suksesi yang terjadi setelah kematiannya semakin melemahkan negara Mughal, menyebabkan kemunduran bertahap dalam menghadapi kekuatan-kekuatan baru seperti Maratha,
British East India Company , dan berbagai negara regional.Terlepas dari penilaian yang beragam terhadap pemerintahannya, Aurangzeb tetap menjadi tokoh penting dalam sejarah anak benua India, melambangkan puncak dan awal kemunduran kekuasaan kekaisaran Mughal.