History of Myanmar

Pemerintahan Inggris di Burma
Kedatangan pasukan Inggris di Mandalay pada tanggal 28 November 1885 di akhir Perang Inggris-Burma Ketiga. ©Hooper, Willoughby Wallace (1837–1912)
1824 Jan 1 - 1948

Pemerintahan Inggris di Burma

Myanmar (Burma)
Pemerintahan Inggris di Burma berlangsung dari tahun 1824 hingga 1948 dan ditandai dengan serangkaian perang dan perlawanan dari berbagai kelompok etnis dan politik di Burma.Kolonisasi dimulai dengan Perang Inggris-Burma Pertama (1824–1826), yang berujung pada aneksasi Tenasserim dan Arakan.Perang Inggris-Burma Kedua (1852) mengakibatkan Inggris menguasai Burma Hilir, dan terakhir, Perang Inggris-Burma Ketiga (1885) menyebabkan aneksasi Burma Atas dan deposisi monarki Burma.Inggris menjadikan Burma sebagai provinsi diIndia pada tahun 1886 dengan ibu kota di Rangoon.Masyarakat tradisional Burma berubah drastis dengan runtuhnya monarki dan pemisahan agama dan negara.[75] Meskipun perang secara resmi berakhir hanya dalam beberapa minggu, perlawanan terus berlanjut di Burma utara hingga tahun 1890, dengan Inggris akhirnya melakukan penghancuran desa secara sistematis dan penunjukan pejabat baru untuk akhirnya menghentikan semua aktivitas gerilya.Sifat ekonomi masyarakat juga berubah secara dramatis.Setelah dibukanya Terusan Suez, permintaan beras Burma meningkat dan lahan yang luas dibuka untuk bercocok tanam.Namun, untuk mempersiapkan lahan baru untuk bercocok tanam, para petani terpaksa meminjam uang dari rentenir India yang disebut chettiars dengan suku bunga tinggi dan sering kali diambil alih serta diusir karena kehilangan tanah dan ternak.Sebagian besar pekerjaan juga diberikan kepada buruh kontrak asal India, dan seluruh desa menjadi terlarang karena mereka melakukan 'perampokan' (perampokan bersenjata).Sementara perekonomian Burma tumbuh, sebagian besar kekuasaan dan kekayaan tetap berada di tangan beberapa perusahaan Inggris, masyarakat Anglo-Burma, dan migran dari India.[76] Pegawai negeri sipil sebagian besar dikelola oleh komunitas Anglo-Burma dan India, dan sebagian besar penduduk Bamar hampir seluruhnya dikecualikan dari dinas militer.Pemerintahan Inggris mempunyai dampak sosial, ekonomi, dan politik yang besar di Burma.Secara ekonomi, Burma menjadi koloni yang kaya sumber daya, dengan investasi Inggris terfokus pada ekstraksi sumber daya alam seperti beras, jati, dan rubi.Rel kereta api, sistem telegraf, dan pelabuhan dikembangkan, namun sebagian besar untuk memfasilitasi ekstraksi sumber daya dan bukan untuk kepentingan penduduk lokal.Secara sosio-kultural, Inggris menerapkan strategi “divide and rule”, lebih memihak etnis minoritas tertentu dibandingkan mayoritas masyarakat Bamar, sehingga memperparah ketegangan etnis yang masih berlangsung hingga saat ini.Sistem pendidikan dan hukum telah dirombak, namun hal ini seringkali memberikan keuntungan yang tidak proporsional bagi Inggris dan pihak-pihak yang bekerja sama dengan mereka.

HistoryMaps Shop

Kunjungi Toko

Ada beberapa cara untuk membantu mendukung Proyek HistoryMaps.
Kunjungi Toko
Menyumbangkan
Mendukung

What's New

New Features

Timelines
Articles

Fixed/Updated

Herodotus
Today

New HistoryMaps

History of Afghanistan
History of Georgia
History of Azerbaijan
History of Albania