History of Malaysia

Darurat Malaya
Artileri Inggris menembaki gerilyawan MNLA di hutan Malaya, 1955 ©Image Attribution forthcoming. Image belongs to the respective owner(s).
1948 Jun 16 - 1960 Jul 31

Darurat Malaya

Malaysia
Selama pendudukan, ketegangan etnis meningkat dan nasionalisme tumbuh.[82] Inggris bangkrut dan pemerintahan Partai Buruh yang baru ingin menarik pasukannya dari Timur.Namun sebagian besar warga Melayu lebih mementingkan membela diri dari MCP dibandingkan menuntut kemerdekaan dari Inggris.Pada tahun 1944, Inggris menyusun rencana untuk Persatuan Malaya, yang akan mengubah Negara-negara Melayu Federasi dan Tidak Federasi, ditambah Penang dan Malaka (tetapi bukan Singapura ), menjadi satu koloni Kerajaan, dengan tujuan menuju kemerdekaan.Langkah ini, yang bertujuan menuju kemerdekaan, mendapat perlawanan besar dari masyarakat Melayu, terutama karena usulan kesetaraan kewarganegaraan bagi etnis Tionghoa dan minoritas lainnya.Pihak Inggris menganggap kelompok-kelompok ini lebih setia pada masa perang dibandingkan dengan kelompok Melayu.Penentangan ini menyebabkan pembubaran Persatuan Malaya pada tahun 1948, memberi jalan kepada Federasi Malaya, yang mempertahankan otonomi penguasa negara Melayu di bawah perlindungan Inggris.Sejalan dengan perubahan politik ini, Partai Komunis Malaya (MCP), yang sebagian besar didukung oleh etnis Tionghoa, juga mendapatkan momentumnya.MCP, yang awalnya merupakan partai resmi, telah beralih ke perang gerilya dengan cita-cita mengusir Inggris dari Malaya.Pada bulan Juli 1948, pemerintah Inggris mengumumkan keadaan darurat, mendorong MCP mundur ke hutan dan membentuk Tentara Pembebasan Rakyat Malaya.Akar penyebab konflik ini berkisar dari perubahan konstitusi yang meminggirkan etnis Tionghoa hingga penggusuran petani untuk pembangunan perkebunan.Namun, MCP hanya mendapat sedikit dukungan dari kekuatan komunis global.Keadaan Darurat Malaya, yang berlangsung dari tahun 1948 hingga 1960, menyaksikan Inggris menerapkan taktik kontra-pemberontakan modern, yang didalangi oleh Letjen Sir Gerald Templer, melawan MCP.Meskipun konflik ini juga diwarnai dengan kekejaman, seperti pembantaian Batang Kali, strategi Inggris yang mengisolasi MCP dari basis pendukungnya, ditambah dengan konsesi ekonomi dan politik, secara bertahap melemahkan para pemberontak.Pada pertengahan tahun 1950-an, gelombang pasang berbalik melawan MCP, yang membuka jalan bagi kemerdekaan Federasi dalam Persemakmuran pada tanggal 31 Agustus 1957, dengan Tunku Abdul Rahman sebagai perdana menteri perdananya.
Terakhir DiperbaruiSun Oct 15 2023

HistoryMaps Shop

Kunjungi Toko

Ada beberapa cara untuk membantu mendukung Proyek HistoryMaps.
Kunjungi Toko
Menyumbangkan
Mendukung

What's New

New Features

Timelines
Articles

Fixed/Updated

Herodotus
Today

New HistoryMaps

History of Afghanistan
History of Georgia
History of Azerbaijan
History of Albania