Pada tahun 1086 Yusuf ibn Tashfin diundang oleh pangeran taifa Muslim Al-Andalus di Semenanjung Iberia untuk mempertahankan wilayah mereka dari perambahan Alfonso VI, Raja León dan Kastilia.Pada tahun itu, Ibnu Tashfin menyeberangi Selat Gibraltar menuju Algeciras, dan mengalahkan Kastilia di Pertempuran Sagrajas.Dia dicegah untuk melanjutkan kemenangannya karena masalah di Afrika, yang dia pilih untuk diselesaikan sendiri.Ia kembali ke Iberia pada tahun 1090, dengan tujuan untuk mencaplok kerajaan taifa di Iberia.Ia didukung oleh sebagian besar rakyat Iberia, yang tidak puas dengan pajak berat yang dibebankan kepada mereka oleh penguasa mereka yang boros.Para guru agama mereka, serta guru-guru lain di timur (terutama, al-Ghazali di Persia dan al-Turtushi diMesir , yang merupakan seorang Iberia sejak lahir dari Tortosa), membenci para penguasa taifa karena ketidakpedulian mereka terhadap agama.Para ulama mengeluarkan fatwa (pendapat hukum yang tidak mengikat) bahwa Yusuf memiliki moral yang baik dan memiliki hak agama untuk melengserkan para penguasa, yang menurutnya menyimpang dalam keyakinan mereka.Pada tahun 1094, Yusuf telah mencaplok sebagian besar taifa utama, kecuali taifa di Zaragoza.Kaum Almoravid menang di Pertempuran Consuegra, di mana putra El Cid, Diego Rodríguez, tewas.Alfonso, bersama beberapa orang León, mundur ke kastil Consuegra, yang dikepung selama delapan hari sampai Almoravid mundur ke selatan.