Sejak awal invasi Muslim ke Hispania, para pengungsi dan pejuang dari selatan semenanjung telah bergerak ke utara untuk menghindari otoritas Islam.Beberapa berlindung di pegunungan Asturias yang terpencil di bagian barat laut semenanjung Iberia.Di sana, dari antara orang-orang yang direbut dari selatan, Pelagius merekrut kelompok pejuangnya.Tindakan pertama Pelagius adalah menolak membayar jizya (pajak non-Muslim) kepada Muslim lebih lama lagi dan menyerang garnisun kecil Bani Umayyah yang telah ditempatkan di daerah tersebut.Akhirnya ia berhasil mengusir seorang gubernur provinsi bernama Munuza dari Asturias.Dia menguasai wilayah itu dari sejumlah upaya untuk membangun kembali kendali Muslim, dan segera mendirikan Kerajaan Asturias, yang menjadi benteng Kristen melawan ekspansi Muslim lebih lanjut.Selama beberapa tahun pertama, pemberontakan ini tidak menimbulkan ancaman bagi penguasa baru Hispania, yang kursi kekuasaannya telah didirikan di Córdoba.Pelagius tidak selalu mampu menjauhkan Muslim dari Asturias tetapi mereka juga tidak bisa mengalahkannya, dan begitu bangsa Moor pergi, dia akan selalu membangun kembali kendali.Pasukan Islam difokuskan untuk menyerbu Narbonne dan Gaul, dan ada kekurangan tenaga untuk memadamkan pemberontakan yang tidak penting di pegunungan.Itu adalah kekalahan Umayyah di Pertempuran Toulouse yang mungkin mengatur panggung untuk Pertempuran Covadonga.Ini adalah kemunduran serius pertama dalam kampanye Muslim di Eropa barat daya.Enggan untuk kembali ke Córdoba dengan berita buruk seperti itu, wali Ummayad, Anbasa ibn Suhaym Al-Kalbi, memutuskan bahwa menghentikan pemberontakan di Asturias dalam perjalanan pulang akan memberi pasukannya kemenangan mudah dan meningkatkan moral mereka yang lesu.Pertempuran tersebut menghasilkan kemenangan bagi pasukan Pelagius.Ini secara tradisional dianggap sebagai peristiwa dasar Kerajaan Asturias dan dengan demikian titik awal Reconquista Kristen.