History of Singapore

Kerusuhan Balapan 1964 di Singapura
Kerusuhan Balapan 1964. ©Anonymous
1964 Jul 21 - Sep 3

Kerusuhan Balapan 1964 di Singapura

Singapore
Pada tahun 1964, Singapura menyaksikan kerusuhan rasial yang meletus saat prosesi Maulid, merayakan hari lahirnabi Islam Muhammad .Prosesi tersebut, yang dihadiri oleh 25.000 Muslim Melayu, menyaksikan konfrontasi antara Melayu dan Tionghoa, yang kemudian berkembang menjadi kerusuhan yang meluas.Meskipun awalnya dianggap spontan, narasi resmi menunjukkan bahwa UMNO dan surat kabar berbahasa Melayu, Utusan Melayu, berperan dalam memicu ketegangan.Hal ini diperburuk dengan pemberitaan di surat kabar tersebut mengenai penggusuran warga Melayu untuk pembangunan kembali perkotaan, tanpa menyebutkan bahwa warga Tionghoa juga ikut digusur.Pertemuan yang dipimpin oleh Lee Kuan Yew dengan organisasi-organisasi Melayu, yang bertujuan untuk mengatasi kekhawatiran mereka, semakin memicu ketegangan.Selebaran menyebarkan desas-desus tentang upaya Tiongkok untuk menyakiti orang Melayu, yang semakin memperburuk situasi dan berpuncak pada kerusuhan pada 21 Juli 1964.Buntut dari kerusuhan bulan Juli mengungkapkan sudut pandang yang bertentangan mengenai asal muasalnya.Meskipun pemerintah Malaysia menyalahkan Lee Kuan Yew dan PAP karena mengobarkan ketidakpuasan masyarakat Melayu, pimpinan PAP percaya bahwa UMNO sengaja memicu sentimen anti-PAP di kalangan masyarakat Melayu.Kerusuhan tersebut secara signifikan merenggangkan hubungan antara UMNO dan PAP, dan Tunku Abdul Rahman, Perdana Menteri Malaysia, berulang kali mengkritik politik non-komunal PAP dan menuduh mereka mencampuri urusan UMNO.Bentrokan ideologi dan kerusuhan rasial ini memainkan peran penting dalam pemisahan Singapura dari Malaysia, yang berujung pada deklarasi kemerdekaan Singapura pada tanggal 9 Agustus 1965.Kerusuhan ras tahun 1964 berdampak besar pada kesadaran dan kebijakan nasional Singapura.Meskipun narasi resmi sering kali menekankan keretakan politik antara UMNO dan PAP, banyak warga Singapura mengingat kerusuhan tersebut berasal dari ketegangan agama dan ras.Setelah kerusuhan tersebut, Singapura, setelah memperoleh kemerdekaan, menekankan multikulturalisme dan multirasialisme, serta memasukkan kebijakan non-diskriminatif dalam Konstitusi Singapura.Pemerintah juga memperkenalkan program dan peringatan pendidikan, seperti Hari Kerukunan Rasial, untuk mendidik generasi muda tentang pentingnya kerukunan ras dan agama, serta mengambil pelajaran dari peristiwa penuh gejolak tahun 1964.
Terakhir DiperbaruiSat Jan 13 2024

HistoryMaps Shop

Kunjungi Toko

Ada beberapa cara untuk membantu mendukung Proyek HistoryMaps.
Kunjungi Toko
Menyumbangkan
Mendukung

What's New

New Features

Timelines
Articles

Fixed/Updated

Herodotus
Today

New HistoryMaps

History of Afghanistan
History of Georgia
History of Azerbaijan
History of Albania