2018 May 10 - 2020 Feb
Pemerintahan Mahathir Kedua
MalaysiaMahathir Mohamad dilantik sebagai Perdana Menteri ketujuh Malaysia pada Mei 2018, menggantikan Najib Razak, yang masa jabatannya dinodai oleh skandal 1MDB, Pajak Barang dan Jasa sebesar 6% yang tidak populer, dan kenaikan biaya hidup.Di bawah kepemimpinan Mahathir, upaya untuk "memulihkan supremasi hukum" dijanjikan, dengan fokus pada penyelidikan transparan terhadap skandal 1MDB.Anwar Ibrahim, seorang tokoh politik penting, diberikan pengampunan kerajaan dan dibebaskan dari penahanan, dengan tujuan agar dia akhirnya menggantikan Mahathir sebagaimana disepakati oleh koalisi.Pemerintahan Mahathir mengambil langkah-langkah ekonomi dan diplomatik yang signifikan.Pajak Barang dan Jasa yang kontroversial dihapuskan dan digantikan oleh Pajak Penjualan dan Pajak Pelayanan pada bulan September 2018. Mahathir juga meninjau keterlibatan Malaysia dalam proyek Inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan (Belt and Road Initiative) Tiongkok, dengan menyebut beberapa proyek sebagai “perjanjian yang tidak setara” dan menghubungkan proyek lain dengan skandal 1MDB.Proyek tertentu, seperti East Coast Rail Link, dinegosiasi ulang, sementara proyek lainnya dihentikan.Selain itu, Mahathir menunjukkan dukungannya terhadap proses perdamaian Korea 2018-2019, dengan berniat membuka kembali kedutaan Malaysia di Korea Utara.Di dalam negeri, pemerintah menghadapi tantangan ketika menangani isu-isu rasial, sebagaimana dibuktikan dengan keputusan untuk tidak menyetujui Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD) karena adanya penolakan yang signifikan.Menjelang akhir masa jabatannya, Mahathir meluncurkan Visi Kemakmuran Bersama 2030, yang bertujuan untuk mengangkat Malaysia menjadi negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2030 dengan meningkatkan pendapatan semua kelompok etnis dan menekankan sektor teknologi.Meskipun kebebasan pers mengalami sedikit peningkatan selama masa jabatannya, ketegangan politik dalam koalisi berkuasa Pakatan Harapan, ditambah dengan ketidakpastian mengenai transisi kepemimpinan ke Anwar Ibrahim, akhirnya mencapai puncaknya pada krisis politik Sheraton Move pada Februari 2020.
▲
●