2017 Dec 9
Pemberontakan ISIS 2017 di Irak
IraqPemberontakan ISIS di Irak, yang berlangsung sejak tahun 2017, terjadi setelah kekalahan teritorial ISIS di Irak pada akhir tahun 2016. Fase ini mewakili peralihan dari kendali ISIS atas sebagian besar wilayah ke strategi perang gerilya.Pada tahun 2017, pasukan Irak, dengan dukungan internasional, merebut kembali kota-kota besar seperti Mosul, yang pernah menjadi benteng ISIS.Pembebasan Mosul pada bulan Juli 2017 merupakan tonggak penting, yang melambangkan runtuhnya kekhalifahan yang diproklamirkan ISIS.Namun kemenangan ini tidak menandai berakhirnya aktivitas ISIS di Irak.Pasca tahun 2017, ISIS kembali menggunakan taktik pemberontakan, termasuk serangan tabrak lari, penyergapan, dan bom bunuh diri.Serangan-serangan ini terutama menargetkan pasukan keamanan Irak, tokoh suku setempat, dan warga sipil di Irak utara dan barat, wilayah yang memiliki sejarah keberadaan ISIS.Para pemberontak memanfaatkan ketidakstabilan politik, perpecahan sektarian, dan keluhan di antara populasi Sunni di Irak.Faktor-faktor ini, ditambah dengan medan yang menantang di wilayah tersebut, memfasilitasi bertahannya sel-sel ISIS.Peristiwa penting termasuk deklarasi kemenangan atas ISIS pada bulan Desember 2017 oleh Perdana Menteri Irak saat itu Haider al-Abadi, dan kebangkitan kembali serangan ISIS, khususnya di daerah pedesaan Irak.Serangan-serangan tersebut menggarisbawahi kemampuan kelompok tersebut untuk terus menimbulkan kerusakan meski kehilangan kendali teritorial.Tokoh penting dalam fase pemberontakan ini termasuk Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin ISIS hingga kematiannya pada tahun 2019, dan para pemimpin berikutnya yang terus mengarahkan operasi pemberontakan.Pemerintah Irak, pasukan Kurdi, dan berbagai kelompok paramiliter, seringkali dengan dukungan koalisi internasional, telah terlibat dalam operasi pemberantasan pemberontakan.Terlepas dari upaya-upaya ini, lanskap sosio-politik yang kompleks di Irak telah menghambat pemberantasan pengaruh ISIS secara menyeluruh.Pada tahun 2023, pemberontakan ISIS di Irak masih menjadi tantangan keamanan yang signifikan, dengan serangan sporadis yang terus mengganggu stabilitas dan keamanan negara.Situasi ini mencerminkan sifat peperangan pemberontak yang berkepanjangan dan sulitnya mengatasi permasalahan mendasar yang menimbulkan gerakan-gerakan tersebut.
▲
●