History of Bangladesh

Pemerintahan Hasina Ketiga
Hasina dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, 2018. ©Prime Minister's Office
2014 Jan 14 - 2019 Jan 7

Pemerintahan Hasina Ketiga

Bangladesh
Sheikh Hasina mendapatkan masa jabatan kedua berturut-turut dalam pemilihan umum tahun 2014 dengan Liga Awami dan sekutu Aliansi Besarnya menang telak.Pemilu tersebut, yang diboikot oleh partai-partai oposisi besar termasuk BNP karena kekhawatiran akan keadilan dan tidak adanya pemerintahan non-partisan, menghasilkan Aliansi Besar yang dipimpin Liga Awami memenangkan 267 kursi, dengan 153 kursi tidak terbantahkan.Tuduhan malpraktik pemilu, seperti pengisian kotak suara, dan tindakan keras terhadap pihak oposisi berkontribusi pada kontroversi seputar pemilu.Dengan 234 kursi, Liga Awami memperoleh mayoritas di parlemen di tengah laporan kekerasan dan jumlah pemilih sebesar 51%.Terlepas dari boikot dan pertanyaan legitimasi yang timbul, Hasina membentuk pemerintahan, dengan Partai Jatiya sebagai oposisi resmi.Selama masa jabatannya, Bangladesh menghadapi tantangan ekstremisme Islam, yang ditandai dengan serangan Dhaka pada bulan Juli 2016, yang digambarkan sebagai serangan Islam paling mematikan dalam sejarah negara tersebut.Para ahli berpendapat bahwa penindasan yang dilakukan pemerintah terhadap oposisi dan berkurangnya ruang demokrasi secara tidak sengaja telah memfasilitasi munculnya kelompok-kelompok ekstremis.Pada tahun 2017, Bangladesh menugaskan dua kapal selam pertamanya dan menanggapi krisis Rohingya dengan memberikan perlindungan dan bantuan kepada sekitar satu juta pengungsi.Keputusannya yang mendukung pencopotan Patung Keadilan di depan Mahkamah Agung menuai kritik karena menyerah pada tekanan agama-politik.

HistoryMaps Shop

Kunjungi Toko

Ada beberapa cara untuk membantu mendukung Proyek HistoryMaps.
Kunjungi Toko
Menyumbangkan
Mendukung

What's New

New Features

Timelines
Articles

Fixed/Updated

Herodotus
Today

New HistoryMaps

History of Afghanistan
History of Georgia
History of Azerbaijan
History of Albania