American Civil War

Serangan John Brown di Harpers Ferry
Momen Terakhir Penghapus Perbudakan John Brown ©Thomas Hovenden
1859 Oct 16 - Oct 18

Serangan John Brown di Harpers Ferry

Harpers Ferry, WV, USA
Dari tanggal 16 hingga 18 Oktober 1859, aktivis abolisionis John Brown memimpin penggerebekan gudang senjata AS di Harpers Ferry, Virginia (sekarang Virginia Barat), dengan tujuan untuk memicu pemberontakan budak yang meluas di negara bagian Selatan.Peristiwa ini, yang dianggap oleh beberapa orang sebagai pendahulu Perang Saudara, menyebabkan Brown dan kelompoknya yang terdiri dari 22 orang akhirnya dikalahkan oleh Marinir AS di bawah kepemimpinan Letnan Satu Israel Greene.Akibat dari penggerebekan itu sangat signifikan: sepuluh perampok tewas dalam pertempuran itu, tujuh orang menghadapi eksekusi setelah diadili, dan lima berhasil melarikan diri.Khususnya, tokoh-tokoh terkemuka seperti Robert E. Lee, Stonewall Jackson, Jeb Stuart, dan John Wilkes Booth berperan atau menjadi saksi atas peristiwa yang sedang berlangsung.Brown bahkan meminta keterlibatan tokoh abolisionis terkenal Harriet Tubman dan Frederick Douglass, tetapi mereka tidak berpartisipasi karena sakit dan skeptis terhadap kelayakan penggerebekan tersebut.Penggerebekan tersebut merupakan krisis nasional pertama yang memanfaatkan kemampuan penyebaran berita yang cepat dari telegraf listrik yang baru ditemukan.Para jurnalis dengan cepat menghubungi Harpers Ferry dan memberikan informasi terkini mengenai situasi tersebut.Kedekatan peliputan ini menyoroti perkembangan pelaporan berita.Menariknya, laporan-laporan kontemporer menggunakan berbagai istilah untuk menggambarkan peristiwa tersebut, namun "penggerebekan" tidak termasuk di dalamnya.Penjelasan seperti "pemberontakan", "pemberontakan", dan "pengkhianatan" lebih umum digunakan.Tindakan John Brown yang berani di Harpers Ferry menimbulkan reaksi beragam di seluruh AS. Negara-negara Selatan menganggapnya sebagai serangan langsung terhadap cara hidup mereka dan institusi perbudakan, sementara sebagian masyarakat Utara memandangnya sebagai sikap berani melawan penindasan.Opini publik awal menganggap penggerebekan itu sebagai upaya sesat dari orang-orang fanatik.Namun, kefasihan Brown selama persidangannya, dikombinasikan dengan dukungan pendukung seperti Henry David Thoreau, mengubahnya menjadi sosok simbolis yang memperjuangkan perjuangan Persatuan dan penghapusan perbudakan.
Terakhir DiperbaruiWed Oct 04 2023

HistoryMaps Shop

Kunjungi Toko

Ada beberapa cara untuk membantu mendukung Proyek HistoryMaps.
Kunjungi Toko
Menyumbangkan
Mendukung

What's New

New Features

Timelines
Articles

Fixed/Updated

Herodotus
Today

New HistoryMaps

History of Afghanistan
History of Georgia
History of Azerbaijan
History of Albania